PENGEMBANGAN
PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN YANG TERINTEGRASI DALAM MUATAN PELAJARAN DI SEKOLAH
A.
Peristiwa (Facts)
1.
Latar Belakang
Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika
Serikat (Ali Ibrahim Akbar, 2000), ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan
semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan
orang lain (soft skill).
Aspek manusia, guru mempunyai kompetensi yang baik dalam mengelola
pembelajaran sehingga hasil belajar bukan hanya berupa prestasi akademik saja,
akan tetapi juga mencakup tentang keterampilan hidup.
2.
Pelaksanaan Aksi Nyata
Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengoptimalkan pemberdayaan
aset manusia di sekolah dalam pengembangan program yang berdampak pada murid.
Kegiatan ini juga menguatkan fungsi kepala sekolah sebagai seorang pengelola
yang handal serta memperkuat kapasitas ekosistem pendidikan untuk mendukung penanaman
jiwa kewirausahaan murid.
Proses
penjemuran
Penjelasan dari narasumber
Proses menganyam
3.
Hasil Aksi Nyata
Pada dasarnya, pendidikan kewirausahaan dapat
diimplementasikan secara terpadu dengan kegiatan-kegiatan pendidikan di
sekolah. Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dilakukan secara bersama-sama
oleh kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan dan murid sebagai satu komunitas
pendidikan. Pendidikan kewirausahaan dimasukkan dalam kurikulum sekolah dengan
cara mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah yang dapat merealisasikan
pendidikan kewirausahaan dan disesuaikan dengan kemampuan murid.
|
|
B.
Perasaan (Feelings)
Terlaksananya program kewirausahaan ini mendatangkan perasaan lega sekaligus
bangga pada diri saya. Perubahan yang terjadi menunjukkan bahwa dalam
menjalankan peran sebagai calon guru penggerak (menjadi pemimpin pembelajaran,
menggerakkan komunitas paktisi, menjadi coach bagi guru lain,
menjadi pelatih/mentor guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, mewujudkan
kepemimpinan murid) di sekolah ini berhasil. Dengan demikian nilai-nilai guru
penggerak (mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak kepada
murid) dapat terwujud.
C.
Pembelajaran (Findings)
Saya merasa bahwa program itu merupakan pilihan yang baik dalam
memanfaatkan sumber daya/aset yang untuk program sekolah. Keberhasilan program
kegiatan ini menunjukkan bahwa dalam pengelolaan program kegiatan sekolah yang
berdampak pada murid jika menerapkan pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA) dengan
langkah BAGJA, Pendekatan berbasis aset (Asset-Based Thinkin), strategi Monitoring,
Evaluasi, Learning danReporting (MELR) dan manajemen risiko sebuah program
dapat dilaksanakan dengan baik sesuai rencana. Tujuan dari kegiatan tersebut
tercapai, kendala dapat teratasi, dan resiko/kerugian yang dapat menghambat
jalannya program yang telah direncanakan dapat diminimalisir.
D.
Penerapan ke depan (Future)
Program kewirausahaan
ini dapat berjalan dengan baik jika peran pendidik dan sekolah sebagai agen
perubahan dapat mengembangkan pendidikan kewirausahaan yang terintegrasi dalam
pembelajaran sebagai upaya untuk
menumbuhkan jiwa kewirausahaan murid. Dukungan dan keterlibatan berbagai pihak
khususnya stakeholder yang terkait sangat dibutuhkan. Untuk itu perlu
memperkuat potensi dan kompetensi pendidik, tenaga kependidikan, murid, orang
tua murid, komite sekolah, dan semua stakeholder terkait dalam pengembangan
pendidikan kewirausahaan di sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar