Sabtu, 31 Juli 2021

Aksi Nyata Modul 1.4 Program Guru Penggerak

 Penerapan Budaya Positif

A. Latar Belakang
       Budaya sekolah tidak hanya dilihat dari visi misi, tata tertib, kondisi sekolah meliputi sarana dan prasarana, kebersihan serta hal-hal lain yang dapat ditangkap oleh indra penglihat kita. Akan tetapi ada juga nilai-nilai dan kepercayaan yang diyakini oleh warga sekolah, meskipun tidak terlihat secara langsung namun dapat dirasakan sebagai cerminan dari kebiasaan-kebiasaan yang ada di sekolah. Jadi, budaya positif di sekolah tidak dapat berdiri sendiri, melainkan terintegrasi dan saling mempengaruhi satu sama lain. 
       Proses belajar mengajar yang kondusif membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, seperti kepala sekolah, guru, murid, komite dan orang tua. Namun yang terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran yaitu guru dan murid, maka dari itu diantara keduanya perlu menjalin hubungan yang baik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mewujudkannya yaitu dengan membuat kesepakatan kelas. 

B. Deskripsi Aksi Nyata
       Dalam penerapan budaya positif di sekolah perlu adanya pemikiran dan kesepakatan yang digali dari asumsi dasar normatif, nilai-nilai serta impian kolektif dari semua warga sekolah. Demikian juga dengan budaya positif di kelas pun perlu adanya kesepakatan seluruh anggota kelas, baik guru maupun murid. Kesepakatan yang dibuat dapat diadopsi dan diadaptasi dari praktik baik atau kelebihan-kelebihan yang sudah dimiliki, sehingga kelemahan-kelemahan yang ada menjadi tidak relevan.

       Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam membuat kesepakatan kelas (secara daring), antara lain:

1. Murid diajak untuk membayangkan tentang kelas impian.

2. Guru meminta murid untuk menuliskan harapan mereka tentang situasi dan kondisi kelas yang diinginkan saat proses pembelajaran.

3. Hasil tulisan murid tentang harapan dan keinginan mereka difoto dan dikirim melalui WA grup, boleh juga mengirimkan video saat membacakan tulisan tersebut.

4. Setelah semua berpartisipasi, guru mengajak murid berdiskusi membahas harapan-harapan tentang kelas impian yang telah mereka tulis untuk menemukan kesamaan, kemudian dibuat daftar hal-hal yang dirasa penting dan perlu untuk disepakati bersama.

5. Hasil kesepakatan dipajang sebagai pengingat bagi semua warga kelas.


Proses pembuatan kesepakatan kelas

       Dalam membuat kesepakatan kelas pastikan semua terlibat didalamnya, guru dan murid melakukan perannya masing-masing. Baik guru maupun murid mempunyai hak yang sama untuk menyampaikan harapan dan keinginan tentang suasana pembelajaran di dalam kelas.

C. Hasil Aksi Nyata

       Kesepakatan kelas memuat hal-hal penting yang merupakan kesepakatan bersama. Kesepakatan tersebut hendaknya disusun menggunakan bahasa yang singkat, padat dan menggunakan kata-kata positif sehingga mudah dipahami. Kesepakatan kelas juga hendaknya dibuat secara tertulis sehingga dapat dilihat sewaktu-waktu dan direfleksikan secara berkala.




D. Pembelajaran Yang Didapat Dari Pelaksanaan Aksi Nyata
  
     1. Kegagalan
Setiap sekolah tentunya sudah memiliki budaya positifnya masing-masing. Namun untuk mengawali penerapan budaya positif yang lain membutuhkan proses panjang dan waktu yang lama. Karena membuat kesepakan kelas merupakan hal baru, maka dalam pelaksanaannya pun tidak langsung berhasil. Beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan antara lain:
a. Berhubung kegiatan dilakukan secara daring, maka permasalahan sinyal menjadi kendala utama 
b. Beberapa murid masih merasa kurang percaya diri
c. Baik guru maupun murid belum konsisten dalam pelaksanaannya
d. Belum optimalnya dukungan dari orang tua 

    2. Keberhasilan
Dengan adanya kesepakatan kelas ini, murid menjadi lebih antusias dan aktif dalam mengikuti berbagai kegiatan, disiplin dalam mengumpulkan tugas dan beberapa murid mulai percaya diri dalam menyampaikan pendapat. 

E. Rencana Perbaikan

       Melakukan kegiatan secara daring bukanlah sesuatu yang mudah. Ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan rencana awal. Berikut ini merupakan apaya-upaya yang bisa dilakukan untuk memperbaiki hal tersebut:

1. Melakukan refleksi setiap akhir kegiatan 

2. Menjalin kerja sama dengan orang tua

3. Berkolaborasi dengan rekan guru melalui forum komunitas praktisi "Inspirasi Gropen" untuk mencari solusi dari permasalahan yang terjadi




 



Kamis, 29 Juli 2021

MERINTIS KOMUNITAS PRAKTISI      

 Pandemi covid 19 berdampak pada berbagai bidang kehidupan, tidak terkecuali bidang pendidikan. Kurangnya kesiapan dan terbatasnya ruang gerak guru dan murid memunculkan terjadinya kesenjangan. Untuk mengantisipasi hal tersebut dibutuhkan kolaborasi antar guru, setidaknya dalam satuan pendidikan. Hal tersebut melatarbelakangi terbentuknya komunitas praktisi di SD Negeri Grogolpenatus, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen.

      Sebagai persiapan awal tahun ajaran baru 2021/2022, pada hari Sabtu, 10 Juli 2021 dibentuklah komunitas praktisi di SD Negeri Grogolpenatus. Meskipun saat itu tidak dihadiri oleh semua guru karena kondisi kesehatan yang kurang baik, namun kegiatan berjalan dengan lancar. Hal yang dibahas yaitu tentang bagaimana menerapkan metode yang tepat, media yang menarik meskipun pembelajaran secara daring sehingga murid terlayani kebutuhan belajarnya. Kegiatan ini sudah mendapatkan ijin serta dukungan penuh dari Bapak Akhmad Ruslan, S.Pd.I selaku kepala sekolah.

      Dengan adanya komunitas ini diharapkan guru di SD Negeri Grogolpenatus dapat saling berbagi dan bekerja sama untuk memperbarui cara pembelajaran serta mengatasi permasalahan yang mungkin terjadi. Adapun rencana pelaksanaan yang akan ditempuh dalam komunitas praktisi ini antara lain:

1. Menganalisa kebutuhan murid

2. Memfasilitasi kegiatan belajar

3. Menerapkan budaya positif

4. Menyelenggarakan pembelajaran yang bermakna

5. Evaluasi dan refleksi

      Keberlangsungan komunitas praktisi ini bergantung pada komitmen masing-masing guru untuk tetap pada kesepakatan awal yaitu melaksanakan kegiatan rutin 2 kali dalam 1 bulan, setiap hari Sabtu pertama dan Sabtu terakhir. Seiring perjalanannya, disepakati bahwa komunitas praktisi ini bernama "Inspirasi Gropen" sebagai wadah yang menginspirasi guru-guru lainnya untuk berkreasi dan berinovasi dalam pembelajaran yang berpusat pada murid dengan menyesuaikan bakat dan minat serta perkembangan zaman.




Penerapan Budaya Positif Di Kelas

 Dalam menerapkan budaya positif perlu adanya pembiasaan dan kesepakatan, begitu juga di kelas. Kesepakatan kelas tidak hanya mengenai peraturan yang harus ditaati dan konsekuensi bagi murid yang melanggarnya, dibutuhkan keterlibatan antara guru dengan murid untuk saling menyepakati kondisi kelas yang diharapkan. Dengan adanya kesepakatan kelas diharapkan guru dan murid berkomitmen untuk melaksanakan kesepakatan tersebut.

Kesepakatan kelas bukan semata-mata mengajak murid menuliskan janji-janji bersama kemudian menempelkannya di dinding kelas. Kesepakatan kelas berfungsi sebagai media komunikasi dalam melatih tanggung jawab, khususnya tanggung jawab untuk senantiasa melaksanakan kesepakatan yang telah dibuat. Meskipun saat ini pembelajaran masih dilakukan di rumah masing- masing secara daring karena pandemi covid 19 yang belum juga usai, namun perlu adanya kesepakatan agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam membuat kesepakatan kelas, antara lain:

1. Murid diajak untuk membayangkan tentang kelas impian.

2. Guru meminta murid untuk menuliskan harapan mereka tentang situasi dan kondisi kelas yang diinginkan saat proses pembelajaran.

3. Hasil tulisan murid tentang harapan dan keinginan mereka difoto dan dikirim melalui WA grup, boleh juga mengirimkan video saat membacakan tulisan tersebut.

4. Setelah semua berpartisipasi, guru mengajak murid berdiskusi membahas harapan-harapan tentang kelas impian yang telah mereka tulis untuk menemukan kesamaan, kemudian dibuat daftar hal-hal yang dirasa penting dan perlu untuk disepakati bersama.

5. Hasil kesepakatan dipajang sebagai pengingat bagi semua warga kelas.

Dalam membuat kesepakatan kelas pastikan semua terlibat didalamnya, guru dan murid melakukan perannya masing-masing. Baik guru maupun murid mempunyai hak yang sama untuk menyampaikan harapan dan keinginan tentang suasana pembelajaran di dalam kelas.


Video harapan kelas impian




Menuliskan kesepakatan kelas 

Kesepakatan kelas memuat hal-hal penting yang merupakan kesepakatan bersama. Kesepakatan tersebut hendaknya disusun menggunakan bahasa yang singkat, padat dan menggunakan kata-kata positif sehingga mudah dipahami. Kesepakatan kelas juga hendaknya dibuat secara tertulis sehingga dapat dilihat sewaktu-waktu dan direfleksikan secara berkala.


Dengan adanya kesepakatan kelas ini, murid menjadi lebih antusias dan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, disiplin mengumpulkan tugas dan mulai percaya diri dalam menyampaikan pendapat. Adapun kendala yang dihadapi yaitu terbatasnya akses untuk lebih dekat dengan murid karena di masa pandemi seperti saat ini,  komunikasi dilakukan dengan menggunakan handphone. Sinyal ataupun kuota menjadi faktor penghambat yang sering terjadi sehingga interaksi antara guru dengan murid pun menjadi terhambat pula.


RTL PGP

    Rencana Tindak Lanjut  Pasca Pendidikan Guru Penggerak                Kompetensi Guru Penggerak mencakup empat kategori me...